Kamis, 17 Januari 2013

Perencanana Pengembangan Wisata "Negeri Khayal"



“Negeri Khayal” memiliki potensi pariwisata yang beragam, dari keindahan alam, adat istiadat dan keramah tamahan penduduknya hingga kesiapan sarana dan prasarana pendukungnya. Melihat potensi tersebut pemerintah setempat mengundang konsultan terkondang dari “Negeri Impian” untuk merencanakan pariwisata di kawasan tersebut. Singkat kata konsultan menyelesaikan tugas perencanaan dengan baik. Seiring perjalanan waktu, dalam pelaksanaannya penguasa setempat sering kali mengintervensi perencanaan yang sudah dibuat. Kawasan yang mestinya dikonservasi dirubahnya menjadi kawasan villa mewah. Permukiman tradisional digusurnya menjadi “amenity core” dengan argumentasi antara lain bahwa hal ini dapat mendongkrak pemasukan “fulus” ke kas daerah.
Suatu saat anda diundang oleh “Universitas Halusinasi” untuk menjadi nara sumber dalam seminar akademis untuk membahas fenomena tersebut diatas dari sudut pandang “Perencanaan Pariwisata”
Coba paparkan materi apa yang anda akan paparkan menyikapi fenomena tersebut di atas (tentunya menggunakan pendekatan ilmiah utamanya teori-teori perencanaan yang telah didapatkan)

fenomena tersebut sangatlah disayangkan terjadi karena diera modernisasi dan globalisasi ini yang menimbulkan perkembangan yang sangat pesat diberbagai sektor khususnya pariwisata, daerah- daerah yang seharusnya menjadi daya tarik dan ruang terbuka hijau harus tergusur dengan bertumbuhnya bisnis-bisnis yang bertolak belakang dengan sustainable tourism ataupun ekotourism yang mana menjunjung tinggi dan mencegah  kerusakan atau degradasi dari suatu tempat sumber daya alam dan lingkungan, sehingga kelestarian keberadaan dan fungsinya dapat terjaga, serta warga lingkungan sekitar mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Menurut saya “negeri Khayal” sangat berpotensi dijadikan sebagai ODTW karna seluruh aspek yang ada dapat mendukung berjalannya kegiatan pariwisata, akan tetapi jika hal yang terjadi tersebut (alih fungsi daerah tersebut menjadi komplek villa mewah) tidak dapat dihindari, perlu adanya kesepakatan bersama antara seluruh pihak terkait, baik pemimpin daerah tersebut, penguasa setempat dan masyarakat sekitar perlu diadakannya negosisasi untuk mempertimbangkan kembali dampak-dampak yang akan dirasakan seluruh pihak dimasa depan jika seluruh area tersebut dijadikan komplek villa mewah.
Alangkah baiknya jika pembangunan villa mewah tersebut di imbangi dengan mempertahankan keaslian dan keaneka ragaman dan keadaan alam sekitar dengan, sehingga negeri khayal dapat sekaligus dijadikan agrowisata.

Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata
Menurut Simonds (1983), proses perencanaan lanskap secara umum dibagi menjadi commision, riset, analisis, sintesis, konstruksi dan pelaksanaan. Sedangkan konsep perencanaan wisata  dibagi menjadi tiga skala yaitu, perencanaan tapak (siteplan), perencanaan daerah tujuan (destination plan) dan perencaaan regional (regional plan) (Gunn 1994). Dalam perencanaan pengembangan pariwisata dikenal berbagai konsep, salah satunya adalah konsep market driven dan  product driven. Konsep market driven lebih menitikberatkan pada keinginan wisatawan dan perilaku  pasar sebagai landasan pengembangan. Sedangkan konsep  product driven lebih menitikberatkan pada pengembangan produk wisata. Kondisi dan keunggulan produk atau obyek dan daya tarik wisata (ODTW) sebagai landasan utama dalam pengembangan (Chafid Fandeli, 2000 10 dalam Khopsun 2007).
Adapun aspek-aspek yang perlu diketahui dalam
perencanaan pariwisata menurut Yoeti (2005) adalah sebagai berikut: 

1) Wisatawan
Hal yang perlu diketahui dari aspek ini adalah mengenai wisatawan yang diharapkan datang ke lokasi obyek wisata. 

2) Transportasi
Aspek ini berkaitan dengan ketersediaan fasilitas transportasi yang dapat digunakan untuk membawa wisatawan ke  daerah tujuan wisata. Atraksi dan fasilitas pariwisata tidak dapat dinikmati oleh wisatawan secara penuh apabila infrastruktur tidak dibangun.

3) Atraksi/Obyek Wisata
Seluruh komponen yang ada dalam suatu ODTW diharapkan dapat menjadi atraksi. Dalam suatu daerah tujuan wisata, terdapat beberapa atraksi dari kekayaan alam dan sebagian atraksi buatan. Atraksi buatan ini daya tariknya sengaja dibuat untuk memenuhi keinginan wisatawan.
Menurut Yoeti (2005), obyek/atraksi wisata yang akan dijual kepada wisatawan setidaknya memenuhi tiga syarat berikut:

a.    Apa yang dapat dilihat (Something to See),
b.    Apa yang dapat dilakukan (Something to Do),
c.    Apa yang dapat dibeli (Something to Buy).

4) Fasilitas Pelayanan
Fandeli (2001) menyebutkan ada tiga  macam fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Ketiga fasilitas tersebut adalah tempat penginapan, makan dan minum, dan pelayanan terhadap keinginan wisatawan berkait dengan cinderamata atau souvenir.

5) Informasi dan Promosi
Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara-cara memberikan informasi, publikasi atau promosi yang dilakukan untuk menarik wisatawan agar datang kesuatu lokasi obyek wisata.


Pembangunan Negeri Khayal menjadi Pariwisata Berwawasan Lingkungan (Agrowisata)
Perencanaan pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan selain harus menjamin keberlanjutannya juga harus terkait dengan aspek pendidikan dan partisipasi masyarakat lokal. Jaminan keberlanjutan ini tidak hanya  sustainable dari aspek lingkungan saja namun juga  sosial, budaya dan ekonomi.  Dalam melakukan pembangunan pariwisata perlu adanya pengembangan produk dalam suatu kawasan wisata untuk mewujudkan pariwisata berawasan lingkungan. Mengutip pendapat Fandeli (2000) dapat dirinci terdiri atas: 
1.      Atraksi. 
Atraksi-atraksi yang dikembangkan dipilih yang memiliki nilai jual tinggi baik atraksi alam, heritage, budaya dan buatan. 

2.      Infrastruktur (fasilitas, utilitas). 
Pembangunan fasilitas dan utilitas dibangun sesuai dengan budaya dan tradisi lokal serta terpadu dengan  lingkungannya. 

3.         Kelembagaan. 
Kelembagaan lokal diperkuat dan diberikan peranan yang lebih besar. 

4.      SDM (Sumberdaya Manusia) 
Pariwisata  pada dasarnya menjual keindahan maka kualitas SDM sangat menentukan keberhasilan sesuai dengan sasarannya.  

5.      Aspek ekonomi. 
Ekonomi yang dikembangkan adalah ekonomi kerakyatan. Penghasilan
kawasan dimaksud untuk dapat mempertahankan atau mengkonservasi
kawasan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. 

6.      Lingkungan. 
Kawasan dikaji kelayakannya utamanya dampak positif dan dampak negatif yang akan muncul. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan instrumen untuk mengkaji dampak lingkungan dan bagaimana menanganinya. Sementara daya dukung dipergunakan untuk mempertahankan kualitas atraksinya. 
Agrowisata
Sebagai Negeri khayal yang memiliki potensi pariwisata yang beragam, dari keindahan alam, adat istiadat dan keramah tamahan penduduknya hingga kesiapan sarana dan prasarana pendukungnya.jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional.Komoditas pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan (hutan alami dan budidaya), peternakan dan perikanan  dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh  kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai daya tarik kuat sebagai  agrowisata.
Keseluruhannya sangat berpeluang besar menjadi andalan dalam perekonomian.  
Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produkproduk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat.  Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligusmembuka peluang bagi pengembangan produk-produk agrobisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. 

Agrowisata merupakan salah satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan. Pengembangan usaha agrowisata membutuhkan manajemen yang prima diantara sub sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata, obyek yang dijual promosi dan pelayanannya. (http://www.panduan-bisnis-internet.com/bisnis/agro_bisnis.html). 

Perencanaan Agrowisata Berwawasan Lingkungan Negeri Khayal
Perencanaan merupakan terjemahan dari kata  planning yaitu pengorganisasian masa depan untuk mencapai tujuan tertentu (Inskeep1991).
Perencanaan merupakan aktifitas moral. Melalui interaksi  dan  komunikasi, perencanaan bersama dengan masyarakat membantu merumuskan masalah, menetapkan tujuan, analisis kondisi, mencari  alternatif solusi, memilih alternatif terbaik, mengkaji alternatif terbaik dan mengimplementasikan, Sedang pengertian perencanaan mempunyai rentang pengertian yang sangat luas dan beragam. 
Rencana pengelolaan agrowisata merupakan alat untuk menetapkan dan pengkaji keseluruhan kebijakan yang akan diambil untuk mewujudkan agrowisata. 
Perencanaan agrowisata negeri khayal mencakup berbagai subyek, seperti bagaimana pariwisata harus dikelola dengan baik, meminimalisasi dampak, meyusun pola dan arah pengembangannya. Untuk mewujudkan rencana agrowisata berwawasan lingkungan ini diperlukan integrasi dengan rencana lain (perencanaan pengolahan tanah (pembagian antar pembangunan villa dengan memeprtahankan keadaan lingkungan (perkebunan/persawahan), perencanaan jenis tanaman yang pada saat ini telah ada namun belum dikelola sebagai tanaman berdaya tarik  wisata, perencanaan budidaya tanaman, yaitu usaha jenis-jenis tanaman tertentu, dan beberapa perencanaan lainnya) dalam kaitannya dengan pembangunan agrowisata. Mengingat kompleksitas proses perencanaan yang mengintegrasikan berbagai kepentingan dan kebijakan, terdapat beberapa pedoman yang  dapat digunakan untuk pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan negeri khayal.
Dalam Fandeli (2001), terdapat arah pengembangan dasar kebijakan ekowisata yang dapat diterapkan dalam kebijakan agrowisata, antara lain: 
1.      Lingkungan alam dan sosial budaya harus menjadi dasar pengembangan pariwisata dengan tidak membahayakan kelestariannya. 
2.      Agrowisata bergantung  pada kualitas lingkungan alam dan sosial budaya yang baik. Keduanya menjadi fondasi untuk meningkatkan ekonomi lokal dan kualitas kehidupan masyarakat yang timbul dari industri pariwisata. 
3.      Keberadaan organisasi yang mengelola  agar tetap terjaga kelestariannya, berkaitan dengan pengelolaan yang baik dari dan untuk wisatawan; saling memberikan informasi dan pengelolaan dengan operator wisata, masyarakat lokal dan mengembangkan potensi ekonomi yang sesuai. 
4.      Di kawasan  agrowisata, wisatawan   menikmati seluruh fasilitas yang ada, dan aktifitas kegiatan yang dapat   memberikan pengetahuan baru dalam berwisata hanya saja tidak semua  kebutuhan wisatawan tersebut dapat dipenuhi karena dalam beberapa hal  mungkin terdapat harapan yang tidak sesuai dengan kondisi agrowisata yang bersangkutan. 
5.      Wisatawan cenderung mengharapkan kualitas pelayanan yang baik, sesuai dengan biaya yang dikeluarkan dan mereka tidak selalu tertarik pada pelayanan yang murah harganya. 
6.      Keinginan wisatawan cenderung bermacam-macam tergantung karakteristik wisatawan, tidak semuanya dapat dipenuhi. 
7.      Perencanaan harus lebih cepat dilakukan dan disempurnakan terus-menerus seiring dengan perkembangan pariwisata, termasuk juga menginventarisir komponen-komponen yang ada di sekitar  agrowisata  terutama yang berpengaruh terhadap kebutuhan wisatawan. Berdasarkan arah pengembangan dasar kebijakan tersebut diatas, untuk mewujudkan pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan perlu adanya perencanaan dan perancangan yang baik, sehingga akan meminimalisasi kemungkinan dampak yang akan timbul dikemudian hari.

Rabu, 16 Januari 2013

Quiz Komunikasi Budaya




1.      Jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kaidah emas?
Kaidah emas merupakan suatu prinsip yang pada intinya mengandung masalah filosofis yang membuat orang menjadi sulit untuk menerima perbedaan, pengertian interkultural dan perdamaian internasional. Karena asumsinya pada diri kita dimana kita memperlakukan orang lain seperti kita memperlakukan diri kita sendiri atau dengan kata lain kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.


2.     Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan simpati dan empati?
  • Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Dengan kata lain simpati adalah memposisikan diri kita merasakan yang orang lain rasakan.

  • Empati didefinisikan sebagai kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Dengan kata lain empati adalah tidak hanya memposisikan diri kita untuk merasakan apa yang orang lain rasakan tetapi kita memposisikan diri serta bersikap seperti orang tersebut dg meninggalkan sikap dan prilaku kita untuk sementara waktu.



3.     Menurut anda bagaimana sebaiknya kita menyikapi perbedaan budaya?
Menurut saya dengan Sikap Toleransi dan Empati Antar Budaya
Kondisi keragaman budaya masyarakat Indonesia merupakan kenyataan dan kekayaan yang tidak ada bandingannya, sehingga harus dilihat sebagai sebuah potensi yang sangat luar biasa. Dilihat dari potensi yang ada baik sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber daya manusianya (SDM), negara Indonesia sangat mungkin untuk bisa menjadi negara adi daya di dunia. Karena untuk menjadi negara besar, maka luas wilayah dan jumlah penduduknyapun harus besar dan syarat ini sudah dipenuhi oleh negara Indonesia.
Untuk bisa menjadi negara besar langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana rakyat Indonesia yang beraneka ragam itu memiliki kesamaan pandangan dan memiliki satu nasionalisme yaitu Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia kita harus mengedepankan persamaan- persamaan yang ada, bukan mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada.
Kita harus menggali persamaan-persamaan yang ada pada setiap suku bangsa. Sebab kenyataannya bangsa Indonesia yang beranekaragam itu lebih banyak persamaan-persamaannya dari pada perbedaan-perbedaannya. Simbol-simbol budaya atau agama mungkin bisa berbeda-beda, tetapi esensi maknanya tetap sama. Apabila sikap-sikap ini yang dikembangkan, maka kita akan bersatu menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang besar di dunia.
Tetapi apabila yang dikedepankan perbedaan-perbedaannya, maka kita akan mengalami konflik dan perpecahan serta kehancuran. Apabila ini terjadi, maka negara kita akan menjadi negara yang terpecah-pecah menjadi negara yang kecil. Sebagai bangsa yang beranekaragam, kita harus mau menerima perbedaan-perbedaan itu.
Semua sikap dan prilaku kita tidak boleh diskriminatif, yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan karena adanya perbedaan suku bangsa. Semua suku bangsa yang ada harus dipandang sama sebagai bangsa Indonesia, sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sikap membeda-bedakan akan menyebabkan kita menjadi sulit dan serba terbatas, sehingga kita menjadi sempit dan picik.
Sikap toleransi juga harus dikembangkan dalam masyarakat yang multi agama dan budaya. Kita harus merasa bangga bahwa bangsa Indonesia adalah suatu bangsa dimana bertemunya agama-agama besar dunia. Semua agama besar dunia seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dapat tumbuh berkembang dengan subur di bumi Indonesia. Jarang ada suatu bangsa dimana agama-agama besar dunia itu hidup tumbuh subur berdampingan secara damai.
Sikap toleransi ini tidak lain intinya adalah pengakuan terhadap agama dan kepercayaan yang dianut oleh orang lain, berdasarkan kepada pengakuan ini, maka membiarkan orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu. Sikap toleransi ini muncul karena didasari oleh adanya jiwa kebangsaan yang tinggi yang lebih mengedepankan persatuan bersama, ketimbang mengelompokkan diri berdasarkan kelompokknya masing-masing.
Sikap menghargai dan tidak memandang suku bangsa lain lebih rendah dari suku bangsanya, juga merupakan sikap yang dibutuhkan dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Dengan memandang semua suku bangsa memiliki harkat dan derajat yang sama, maka pergaulan yang diciptakan adalah pergaulan yang sederajat. Pergaulan yang lebih mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan bersama. Tidak memiliki pandangan, penilaian dan sikap negatif terhadap suku bangsa lain. Janganlah sekali-kali memandang negatif terhadap suku bangsa lain.
Mungkin pandangan-pandangan negatif itu telah ada pada diri kita yang berasal dari pandangan orang tua kita, atau orang lain yang menganggap negatif terhadap suatu suku bangsa. Pandangan ini lebih bersifat subyektif dari pada objektif.
Jadi kita harus menghilangkan stereotif negatif dan kita harus mengembangkan pandangan-pandangan yang positif terhadap suku bangsa yang lain. Sebab kita juga dengan memiliki sikap tenggang rasa, akan merasa sakit hati apabila dipandang rendah oleh suku bangsa lain.

Jumat, 07 Desember 2012

Tugas.3 Ekonomi Pariwisata


Negara Astina
Number of Tourist (N)
Frequency (F)
Trip (T)
1.150.000
1 kali
1.150.000
475.000
2 kali
950.000
185.000
3 kali
555.000
1.810.000

2.655.000
P= 14.500.000 jiwa

A. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih :
NTP     = N  X 100%
P
1.810.000 X 100%
                         14.500.000
12,48%

B. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor :
GTP     = T X 100%
P
2.655.000 X 100%
                        14.500.000
= 18,37%

C. Frekuensi Perjalanan :
TF        =       GTP
NTP
=     18,31%
       12,48%
= 1,46 Kali = 1 Kali

Negara Amarta
Number of Tourist (N)
Frequency (F)
Trip (T)
657.000
1 kali
675.000
355.000
2 kali
710.000
193.000
3 kali
579.000
1.223.000
1.964.000
P = 9.700.000 jiwa

A. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih :
NTP     = N X 100%
P
=  1.223.000 X 100%
9.700.000
=  12,60%

B. Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor :
GTP     = T X 100%
P
=  1.964.000 X 100%
9.700.000
= 20,24%

C. FrekuensiPerjalanan :
TF        = GTP
   NTP
20,24%
   12,60%
= 1,60 Kali = 2 kali
Negara amarta memiliki potensi besar sebagai negara asal wisatawan , ini dapat telihat dari jumlah penduduk negara amarta lebih sedikit dibandingkan negara astina namun tingkat frekuensi perjalanannya lebih sering dibandingkan negara astina hingga mencapai2 kali.

Sifat – Sifat dari Kecenderungan Perjalanan
  • Bila pendapatan bertambah maka persentase yang digunakan untuk keperluan pangan akan menjadi lebih kecil.
  • Bila pendapatan bertambah maka persentase yang digunakan untuk keperluan sandang akan tetap sama.
  • Bila pendapatan bertambah maka persentase yang digunakan untuk keperluan bahan bakar, penerangan, air dan penyewaan fasilitas hidup adalah tetap sama. 
  • Bila pendapatan bertambah maka persentase yang digunakan untuk keperluan aneka warna, seperti : rekreasi, pendidikan dan lainnya akan menjadi lebih besar.
  • Kecenderungan perjalanan yang tinggi disebabkan oleh :

a)    Pendapatan penduduk yang besar.
b)   Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll).
c)    Penduduk kota-kota besar.
d)   Kelompok usia antara 20-45 tahun.
e)    Kelompok keluarga kecil dan keluarga- keluarga yang memiliki anak –anak usia sekolah.
f)    Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi.
·     Kecenderungan perjalanan yang rendah disebabkan oleh :
a)  Pendapatan penduduk yang kecil.
b)  Pekerjaan Penduduk seperti Petani,Buruh dan Pensiunan.
c)  Anak-anak kecil dan orang – orang diatas 75 tahun.
d)  Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang.
e)  Anggota keluarga besar (>5 orang).

Produk Jasa Kepariwisataan dalam Kondisi :
·           Kondisi Elastis:
Seorang businessman yang melakukan perjalanan bisnis sekaligus wisata yang diprovide oleh perushaan ia bekerja mulai dari transportasi, penginapan, dan makan minuman.

·           Kondisi Elastisitas Murni
Kenaikan Harga yang menyebabkan harga bahan lainnya ikut menjadi naik, contoh harga bahan bakar minyak (BBM) jika harga BBm naik, secara otomatis harga kebutuhan pokok ikut naik karena sebagian besar bahan pokok di dapat dari luar daerah yang mana di bawa menggunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar.

·           Kondisi Tidak Elastis
Kenaikan harga yang berimbas pada penurunannya permintaan,
Contoh para wisatawan yang berwisata menggunakan uang pribadi yang telah dianggarkan sebelumnya, namun ketika hari H utarif yang dibutuhkan melebihi dari yang dimiliki, otomatis wisatawan tersebut mencari alternatif yang lebih murah dan meninggalkan wisata yang membutuhkan biaya besar, alhasil terjadinya penurunan tingkat kunjungan wisata di beberapa tempat yang bertaraf tinggi untuk biaya.