Jumat, 30 November 2012

Tugas 2. Ekonomi Pariwisata



1.    SKEMA DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA MENGALIR MASUK DAN KELUAR DARI SEBUAH NEGARA





2.    SKEMA PENGELUARAN WISATAWAN DI SUATU DAERAH TUJUAN WISATA






3.    EFEK BERGANDA
Diketahui :
·           E = 5x 5.000        =  25.000
·           DS                                    =  3.350
·           IS                         =  2.150
·           IDS                      =  1.475 +
·           Y                          =  31.975

Ditanya: besar efek berganda?
Berdasarkanmetodepenghitungankoefisiendapatdiketahuibesaran, yaitu :

K
=
Y
E

K
=
25.000 + 3350 + 2150 + 1475
100.000
K
=
31975
25000
K
=
1,28 Kali

Berdasarkan metode penghitungan efek berganda pendapatan ortodoks di dapat sebagai berikut :

M
=
DS + IS + IdS
DS

M
=
3350 + 2150 + 1475
3350
M
=
6975
3350
M
=
2,08Kali

Berdasarkan metode penghitungan efek berganda pendapatan nirortodoks di dapat sebagai berikut :

M
=
DS + IS + IdS
E

M
=
3350 +2150 + 1475
25000
M
=
6975
25000
M
=
0,279 Kali

Jumat, 16 November 2012

Tugas 1. Ekonomi Pariwisata


1.   Komponen – komponen neraca pembayaran
1.         Neraca Barang (Neraca Perdagangan)
       Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang meliputi transaksi barang. Trnsaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah, kayu, karet, dan sebagainya. Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan mentah untuk industri. Impor barang-barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri.

2.         Neraca Jasa
       Sesuai dengan namanya, neraca jasa hanya mencatat transaksi-transaksi jasa saja. Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan, turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.

3.         Neraca modal
       Neraca modal adalah neraca yang mencatat transaksi berupa investasi modal dan emas. Neraca modal (capital account) termasuk transaksi modal, terdiri dari transaksi jangka pendek dan transaksi jangka panjang.

4.         Lalu Lintas Moneter
       Transaksi lalu lintas moneter adalah semua transaksi jual beli yang terjadi dari suatu negara ke luar negeri. Transaksi ini sering disebut accomodating transaction sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain itu sering disebut dengan autonomous, karena timbul dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan dan transaksi kapital serta transaksi satu arah.

5.         Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran
       Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan.


2.   Akibat-akibat Yang ditimbulkan oleh kegiatan Pariwisata terhadap neraca pembayaran suatu negara.
·                Pariwisata menurunkan jumlah defisit yang dialami negara.
·                Pariwisata menambah jumlah defisit yang dialami negara
·                Pariwisata menurunkan jumlah surplus pembayaran negara.
·                Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara.



3.   Tindakan yang harus dilakukan untuk Mengurangi Defisit Neraca Wisatawan.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi Defisit neraca Wisatawan  dengan Pembenahan internal dan ekternal yang meliputi, Peningkatkan perawatan dan kelengkapan seluruh fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata hingga ODTW tersebut, mulai dari fasilitas transportasi dan penunjang lainnya, melakukan inovasi dan kreasi agar ODTW tersebut menjadi sesuatu yang selalu ingin dikunjungi, namun hal tersebut harus mempertahankan keadaan lingkungan sekitar seperti alam, suu dan adat budaya, jangan sampai kegiatan wisata dengan inovasi menghilangkan ciri khas dan budaya dari daerah tersebut. setelah itu sudah berjalan, lakukan promosi secara profesional, hal ini dimakasudkan agar dalam pengenalan mengenai Produk wisata tersebut agar tidak terkesan dibesar”kan, melainkan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya sehingga para pelaku wisata tidak merasa dibohongi atas kegiatan promosi tersebut yang akan menimbulkan kekecewaan.  Promosi yang dilakukan harus bersifat informatif dan persuasif yang bertujuan agar masyarakat atau tourist lokal dapat tertarik untuk berwisata didalam negeri dibanding keluar negeri. Terakhir mungkin dengan penetapan harga dan hasil yang akan diterima oleh kedua belah pihak antara pemberi jasa dan pelaku wisata harus balance (tingkat kepuasan).


4.    Neraca pembayaran perjalanan wisatawan Indonesia
Tahun 2012 kuartal  (dalam jutaan dollar AS)
Kuartal
Penerimaan
Pengeluaran
Keseimbangan
1
1907
-1541
336
2
1802
-1610
192
3
2068
-1570
499






Berdasarkan tersebut dapat terlihat tingkat perjalanan wisata lokal keluar negeri lebih rendah daripada tingkat kunjungan wisatawan asing kedalam negeri, dapat terlihat pada kuartal pertama yang menunjukan penerimaan wisatawan asing mencapai  US$1,97 miliar namun perjalanan wisatawan lokal hanya mencapai US$1,541 miliar yang menghasilkan surplus US$ 336 juta, dan pada kuartal kedua tingkat penerimaan dan pengeluaran tetap menghasilkan surplus namun balancednya lebih rendah dibanding kuartal pertama, dan pada kuartal ketiga  tingkat penerimaan lebih besar dibanding pengeluaran wisatawan lokal ke luar negeri sehingga tetap menghasilkan surplus bagi negara. Hal ini dapat mungkin dapat dikarenakan perkembangan bisnis diindonesia yang berdampak pada meningkatnya penerimaan dan kunjungan pelaku wisata dan pebisnis asing yang datang ke indonesia.